Tips Mengatasi Disleksia Pada Anak

Disleksia merupakan gangguan belajar yang menyebabkan kesulitan untuk membaca dan menulis. Penderita disleksia sering mengeja sebuah kata secara terbalik, atau membaca sebuah kalimat dengan acak. Studi mengungkapkan bahwa gangguan ini disebabkan oleh faktor genetik dan biokimia otak yang labil.

disleksia pada anak=
foto via padtastic.com
Risiko disleksia pada pria dan wanita adalah sama. Faktor genetik ikut menentukan peluang hingga sebesar 50 persen. Gangguan belajar ini dapat diketahui ketika anak berusia tujuh tahun. Tetapi gejala disleksia dapat diketahui saat usia anak mencapai 3 tahun, jika Anda cermat.

Gejala awal disleksia kadang sulit untuk dikenali karena sangat bervariasi. Faktor genetik memiliki andil dalam mengendalikan fonologi, yaitu ketelitian dan kemampuan dalam memahami bahasa lisan ataupun bunyi. Seperti membedakan kata "batu" dengan kata "baju". Selain kepekaan fonologi, inilah gejala disleksia:

Gejala Disleksia Pada Anak

  • Disleksia pada balita ditandai dengan perkembangan belajar bicara yang sangat lambat.
  • Memori verbal lemah sehingga sulit mengingat informasi dengan lisan secara urut, misalnya perintah singkat untuk mandi kemudian makan.
  • Sering mencampur-adukkan kata-kata dan frasa.
  • Sulit untuk menyebutkan sesuatu dengan urut, seperti urutan angka atau menyebutkan warna.
  • Sulit mengulang bunyi (rima) dan irama (ritme).
  • Sulit mengingat informasi yang disampaikan secara lisan, seperti nomor telepon atau dikte oleh guru.
  • Sering lupa ketika menyebutkan nama atau sebuah obyek.
  • Malas untuk membaca dan menulis.
  • Banyak kesalahan saat membaca kalimat.
  • Membaca dengan terbata-bata.
  • Sulit untuk menirukan kata yang baru didengar.
  • Lambat dalam memahami candaan ataupun kiasan.
  • Tingkat konsentrasi yang rendah.
  • Senang mendengar cerita, tetapi tidak tertarik untuk mempelajari huruf dan kata.
  • Kesulitan untuk membedakan antara kanan dan kiri.
  • Kurang rasa percaya diri.




Bagi anak yang mengalami disleksia, seharusnya mendapatkan bimbingan ekstra oleh seorang guru spesialis. Penderita disleksia harus terus belajar, karena otak mereka memiliki cara berbeda dalam mempelajari sesuatu.

Jangan meremehkan penderita disleksia karena mungkin mereka memiliki kreativitas dan intuisi yang tinggi, dan kelak menjadi pemikir yang inovatif.


Tips Mengatasi Disleksia Pada Anak



  1. Berikan motivasi untuk mengembalikan rasa percaya diri.
  2. Dampingi anak secara aktif, ketika mereka belajar. Jangan biarkan mereka gagal menemukan jawaban sendiri, sehingga putus asa dalam pelajaran.
  3. Jadikan membaca sebagai kegiatan yang menarik.
  4. Kreatif saat mengenalkan huruf, misalnya dengan membuat huruf dengan warna-warni.
  5. Bacakan buku cerita bergambar untuknya, lakukan tanya-jawab tentang isi bacaan.
  6. Cobalah metode dikte. Mulailah mendikte, kemudian bergantian untuk menulis apa yang diucapkannya.
  7. Ambil contoh penderita disleksia yang cerdas seperti Albert Einstein, Alexander Graham Bell, Thomas Edison, Orlando Bloom, Salma Hayek, atau Jackie Chan. Mungkin ini dapat membangkitkan semangat mereka untuk belajar.

Latihan Khusus Bagi Penderita Disleksia


Latih ingatannya dengan menyuruhnya untuk menyebut nama hari secara urut. Ajak juga untuk bermain angka. Tanyakan kepada anak tentang kejadian yang dialami olehnya dalam seharian.

Kontrol motorik pada penderita disleksia biasanya kurang berfungsi, sehingga tulisan kurang bagus. Latih kemampuan motorik anak dengan buku berpola titik-titik, suruh anak untuk menghubungkan titik-titik tersebut.

Jika anak sulit menghitung, cobalah menggunakan kertas berpetak untuk memudahkan cara berhitung.

Melatih si kecil untuk menulis dengan baik dan indah. Jika tulisannya terlihat samar, berikan pensil yang tebal. Sebaliknya, jika tulisan terlalu tandas maka berikan pensil H.


Meningkatkan kemampuan orientasi pada disleksia


Kesulitan dalam memahami orientasi ruang seperti membedakan kiri dan kanan dapat diatasi dengan cara berikut:

  • Latih si kecil permainan pegang telinga kanan menggunakan tangan kiri, atau sebaliknya. Latihan ini akan meningkatkan kemampuan orientasinya
  • Ajarkan irama dan rima, permainan kata-kata ataupun puzzle.
  • Bantu mereka ketika membaca buku sendiri.
  • Ajari anak memakai pakaian sendiri.
  • Dampingi mereka ketika mengerjakan PR.
  • Berikan dukungan terhadap kegiatan yang mereka sukai.

Penyakit disleksia memang tidak dapat disembuhkan, namun dengan penanganan dini akan membantu untuk meningkatkan kemampuan belajar.


foto via cdn3.thr.com
Salah satu cara mengatasi disleksia adalah bantuan edukasi ekstra dengan metode pendekatan. Campur tangan pendidik maupun orang tua sesuai dengan tingkat keparahan dan hasil tes psikologi penderita.

Intervensi edukasi sebaiknya dilakukan pada masa pra sekolah. Campur tangan yang lebih fokus pada kemampuan fonologi disebut fonik. Intervensi pendidikan yang dapat dilakukan seperti mengajarkan fonem atau suku kata, memahami bunyi kata dan isi bacaan.

Penting

Jangan memaksakan belajar kepada anak, ketika mereka jenuh. Hindari mencela mereka ketika terjadi kesalahan, karena dapat menghilangkan percaya diri pada anak. Apalagi adanya kemajuan teknologi, cobalah pasang aplikasi membaca atau mengeja huruf di Android.

Demikian Tips Mengatasi Disleksia Pada Anak. Baca juga: Bahaya Membentak Anak Bagi Otak Mereka! Peran orang tua sangat menentukan dalam mengatasi gangguan belajar ini. Terus bimbing anak Anda dengan sabar, karena siapa tahu kelak ia menjadi seorang pemikir yang intuitif atau seorang dengan kemampuan di luar dugaan.

Tulis Komentar Anda!

Baca Juga

Tips Mengatasi Disleksia Pada Anak
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan

Harap Berkomentar Secara Bijak demi kebaikan bersama.