4 Bahaya Makan Telur Mentah atau Setengah Matang Bagi Kesehatan

Bahaya Makan Telur Mentah atau Setengah Matang

Beberapa orang punya kebiasaan makan telur mentah. Umumnya, mereka mencampurkannya dengan minuman atau makanan. Telur mentah biasa ditambahkan pada minuman berenergi dan jamu. Meski hal ini terdengar biasa, namun di kalangan para ahli kesehatan terjadi kontroversi mengenai bahayanya. Sebagian mengatakan bahwa resiko terkena penyakit sangatlah kecil. Sebagian lagi mengatakan bahwa resiko makan telur mentah sangat berbahaya, karena bakteri berbahaya. Sebagai gambaran bagi kita, bahwa dari data statistik diketahui cuma ada 1 dari 30 ribu telur yang mengandung bakteri yang dimaksud. Namun, apakah anda dapat menentukan secara pasti, telur yang anda makan terbebas dari bakteri tersebut ataukah tidak?
[Baca juga: Cara Hindari Bahaya Makan Mie Instan]



telur
photo credits: thedeliciouscook.com

Bahaya makan Telur mentah bagi kesehatan


- Mengganggu penyerapan mineral dan vitamin oleh tubuh, penyebab kebotakan, serta dermatitis.

Telur mengandung zat avidin yang berfungsi untuk melindungi unsur gizi di dalamnya, serta mematikan bakteri yang akan merusaknya dari luar. Efek buruk dari zat ini adalah kemampuannya untuk mengikat biotin, sehingga menyebabkan penyerapan mineral dan vitamin oleh tubuh, dihambat.


mayonnaise

photo: butterbeliever.com

Selain bahaya di atas, zat avidin juga bisa menjadi penyebab kebotakan, serta dermatitis (iritasi pada kulit dan peradangan). Mungkin sebagian orang pernah mengalami gatal-gatal setelah makan telur, yang disebabkan kurang matang dalam merebusnya. Zat avidin dapat dimusnahkan dengan pemanasan selama 5 menit, pada suhu 18 derajat celcius.


- Mengandung Bakteri Salmonela

Bakteri salmonela dapat meresap ke dalam telur, ketika induk ayam belum mengeluarkannya. Namun, umumnya bakteri ini masuk ke dalam telur saat berada di kandang ayam. Jadi, kebersihan kandang menjadi faktor penentu juga.

Untuk mematikan bakteri salmonela diperlukan pemanasan pada suhu sekitar 57 derajat celcius selama 3,5 menit. Berdasarkan fakta ini, perlu bagi kita untuk mempertimbangkan makan telur mentah atau setengah matang.

- Mengandung zat Ovomucoid

Selain fakta di atas, telur juga mengandung ovomucoid. Ini adalah protein yang bersifat antitripsin. Zat ini dapat menyebabkan gatal pada kulit, vesikula, papula, kulit memerah, serta kulit bengkak. Tidak hanya itu, zat ini juga berpotensi menyebabkan gangguan pada saluran pernafasan seperti batuk. Hindarkan zat ini dari anak maupun bayi yang alergi terhadap putih telur. Biasakan makan telur yang telah direbus atau digoreng.

Untuk melenyapkan ovomucoid perlu dilakukan pemanasan sekitar 80 derajat celcius, selama setengah jam. Anda juga dapat memanaskannya pada suhu 90 derajat selama 15 menit saja.

- Mengandung Unsur Melamin

Melamin banyak digunakan dalam pembuatan plastik, cat, dan pupuk. Zat ini disinyalir masuk ke dalam telur lewat pakan ayam. Menurut beberapa ahli kesehatan, melamin dalam kadar rendah tidak terlalu berbahaya. Namun, dalam kadar tertentu melamin dapat menyebabkan batu ginjal, bahkan gagal ginjal.

Masalahnya sekarang adalah cara untuk menetralkan unsur melamin dalam telur, belum ditemukan hingga kini. Jadi, langkah paling aman adalah menghindari makan telur mentah maupun setengah matang.

Bahaya makan telur mentah memang masih dalam perselisihan. Namun, tidak ada salahnya untuk waspada. Keracunan akibat bakteri dan avidin yang dapat mengikat biotin ditandai dengan gejala insomnia, penurunan berat badan, gangguan kulit, serta nyeri otot. Masalah kesehatan di atas disebabkan oleh gangguan pada sistem metabolisme dari zat makronutrien di dalam tubuh.

Saya tidak melarang makan telur mentah, tapi setelah anda membaca artikel di atas silahkan tentukan sendiri keputusan anda. Tetap makan telur setengah matang, tanpa menghiraukan kemungkinan yang telah disebutkan?

sumber: teraneh.com, klikdokter.com, dll.

Tulis Komentar Anda!

Baca Juga

4 Bahaya Makan Telur Mentah atau Setengah Matang Bagi Kesehatan
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan

Harap Berkomentar Secara Bijak demi kebaikan bersama.